Selamat Datang di Blog SDIT Insan Mulia

Menanamkan Keimanan Kepada Anak

Oleh: Ari Aji Asuti
(Bidang Pendidikan SDIT Insan Mulia) 

Anak adalah anugrah termahal bagi setiap orang tua. Sulit ketika diminta dan tidak bisa ditolak ketika Allah SWT menghendaki kelahirannya. Kehadirannya adalah sebuah rahasia Sang Pencipta, walaupun banyak orang berhasil merencanakan kapan anaknya harus lahir dan kapan tidak melahirkan anak.
Selain sebagai anugrah dari Yang Kuasa Allah Sang Penentu, anak diberikan kepada para orang tuanya sebagai amanah untuk diasuh, dididik dan dibina menjadi anak-anak yang berkualitas, memiliki kekuatan dan ketahanan sebagai bekal mengarungi hidup di masa dewasanya, sehingga mereka dapat menapaki langkah hidupnya dengan mantap dan penuh percaya diri, juga tumbuh menjadi orang-orang yang senantiasa istiqomah, taat dan tunduk patuh kepada Allah SWT yang memberinya kehidupan, serta mengembangkan sayapnya untuk menebar kebaikan dimuka bumii dengan akhlaqul karimah, dan menegakkan kewajiban da’wah.
Allah SWT berfirman: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Alloh dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”(Q.S.An Nisaa’: 9)
Orang tua harus berupaya sebaik-baiknya, agar anak tidak tumbuh menjadi cobaan (fitnah) atau bahkan sebagai musuh  bagi kedua orang tuanya, setiap orang tua harus memberikan pendidikan yang memadai dan menyeluruh, sesuai dengan tatacara pendidikan yang disyariatkan Islam dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dr. Abdullah Nashih Ulwan, dalam bukunya ”Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam”, menjelaskan bahwa, setidaknya ada tujuh hal penting yang harus ditanamkan oleh orang tua kepada  anak-anaknya, yaitu : pendidikan keimanan, akhlaq, sosial, psikis, intelektual, fisik, dan pendidikan sex. Pada edisi ini, kita akan membahas tentang cara menanamkan keimanan kepada anak.
Pendidikan keimanan
Orang tua bertanggung jawab membimbing anaknya atas dasar pemahaman dan pendidikan iman sesuai dengan ajaran Islam. Dengan cara membuka kehidupan anak dengan kalimat ”Laa ilaha illa Allah” ketika lahir, mengenalkan tentang rukun iman (iman kepada Allah, iman kepada Rasul-rasul Allah, iman kepada Malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah ( Taurat, Zabur, Injil, dan Al Qur’an), iman kepada Taqdir-taqdir Allah, dan iman kepada  hari pembalasan), mengenalkan hukum halal dan haram, mengajarkan tatacara beribadah ( shalat, shoum, zakat), dan mendidik anak untuk mencintai Nabi, dan ahli baitnya dengan cara membacakan shiroh Nabi.
Al Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. Dari Nabi SAW. bahwa beliau bersabda: ”Bacakanlah kepada anak-anak kamu kalimat pertama dengan La Ilaha illa Allah”.
Ibnu Jarir dan Ibnu ’lmundzir meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. bahwa ia berkata :”Taatlah kepada Allah dan takutlah berbuat maksiat kepada Allah serta suruhlah anak-anak kamu mentaati perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan. Karena hal itu akan memelihara mereka dan kamu dari api neraka”.
Keimanan, adalah pondasi utama pendidikan anak-anak kita. Keimanan adalah lentera yang akan menerangi jalan hidup anak-anak kita. Keimanan akan menjadi modal dasar bagi anak, dalam menjalani kehidupannya. Yang dengan keimanannya, anak akan dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil, mana perintah dan mana larangan, mana yang haram dan mana yang halal. Anak-anak akan memiliki batasan untuk melakukan segala sesuatu. Ia akan memiliki pegangan hidup yang kuat, bila keimanannya kuat. Maka marilah kita upayakan, anak-anak kita menjadi anak-anak yang memiliki keimanan yang kuat dan selalu istiqomah dalam setiap kondisi, dimanapun mereka berada.

Hal-hal yang dapat dilakukan dalam pendidikan keimanan ini adalah :
1.    Membina anak-anak untuk beriman kepada Allah, dengan cara mengenalkan kekuasaan Allah melalui ciptaan-ciptaan-Nya yang Maha Besar di alam semesta ini, termasuk tentang penciptaan Allah SWT atas diri anak-anak. ”Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah ia diciptakan? Dia diciptakan dari air mani yang terpancar, yang keluar dari sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan. Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa mengembalikannya (hidup sesudah mati). Pada hari dinampakkan segala rahasia, maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula) seorang penolong”.(QS.86 : 5-10 ).
2.    Menanamkan perasaan khusyu’, taqwa, dan ’ubudiyah kepada anak, dengan cara mengajak anak memperhatikan ciptaan-ciptaan Allah yang demikian menakjubkan di alam semesta ini, kemudian melatih anak untuk melakukan shalat dengan baik, dan ketika anak telah mampu membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk, serta yang benar dan yang salah, mereka diajak berfikir dan memahami ayat-ayat Al Qur’an.
”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.(Q.S.Al Mu’minuun: 1-2).

”Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabb merekalah mereka bertawakkal.”(Q.S.Al Anfaal:2).
3.    Menanamkan perasaan selalu ingat kepada Allah pada diri anak-anak, dengan cara melatih anak untuk selalu ikhlas dalam setiap perkataan dan perbuatannya, serta berusaha untuk menjadikan seluruh amal perbuatannya adalah semata-mata untuk meraih keridhaan-Nya, dimanapun, kepada siapapun dan dalam keadaan apapun. Allah SWT berfirman :
”Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan meurnikan ketaatan kapada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (Q.S.Al Bayyinah : 5).
”Sesungguhnya Allah yang Maha Mulia lagi Maha Agung tidak akan menerima sesuatu perbuatan, kecuali apabila perbuatan itu murni dan diniatkan demi mendapatkan keridhaan-Nya”.(H.R.Abu Daud dan Nasa’i).

”Sesungguhnya seluruh perbuatan itu hanya (akan dibalas sesuai) dengan niat-niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang itu hanya akan menerima apa yang dia niati (H.R.Syaikani).
4.    Menanamkan perasaan selalu diawasi Allah pada diri anak, karena Allah SWT  selalu berada bersama mereka. Dengan cara melatih anak untuk selalu berkata dan berlaku jujur walaupun tidak ada orang lain yang melihat tingkah lakunya, untuk mendapatkan ridha Allah SWT.” ... Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.( Q.S.Al Hadiid : 4)
”Tidaklah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang melainkan Dia-lah yang keempatnya, dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada.kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang tel€ah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.(Q.S. Al Mujaadillah : 7).

5.    Menjelaskan kepada anak tentang buah keimanan kepada Allah SWT, agar anak bersemangat, dan istiqomah dalam beriman kepada-Nya.

      Diantara buah iman kepada Allah SWT adalah :
a.    Kekuasaan, keamanan, dan kestabilan di muka bumi
”Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan beramal shaleh bahwa Dia akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatupun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir stelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”.( Q.S. An-Nur :55).
b.    Barakah dari langit dan bumi
    “Dan sekiranya penduduk negri beriman dan bertaqwa, pasti Kami akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan”.(Q.S.Al-A’raf:96).
c.    Kehidupan yang baik
    ”Barang siapa bermal shaleh, baik ia laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.(Q.S.An-Nahl:97).
d.    Surga
    ”Sungguh orang yang beriman dan beramal shaleh, untuk mereka disediakan surga Firdaus sebagai tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin pindah dari sana”.(Q.S.Al-Kahfi:107-108).
    Demikianlah hal-hal yang dapat kita lakukan dalam menanamkan keimanan kepada anak, semoga kita semua orang tua mampu menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya, sehingga kita dapatkan anak-anak yang shaleh shalhah, menjadi penyejuk mata hati kita, dan menjadi semangat hidup, serta memancarkan cahaya harapan bagi bangsa dan negara kita. Amiin.
Share this post :

1 komentar:

  1. Tanamkan juga rasa selalu bergantung kepada Allah, tiada daya upaya tanpa pertolongan Allah.

    BalasHapus

Statistik Blog

 
Support : SDITinsanmulia | DownloadRPP | JSIT Jawa Tengah
Copyright © 2015. SDIT INSAN MULIA SURAKARTA - All Rights Reserved
Template by SDIT Insan Mulia Surakarta Jawa Tengah
Proudly powered by Blogger